Selasa, 12 Januari 2021

Novel Remaja Berbalut Misteri dan Konspirasi

 


Dimuat di Kedaulatan Rakyat, Selasa, 12 Januari 2021

 

Judul           :   Perempuan Misterius

Pengarang  :   Nicco Machi

Penerbit      :   Indiva Media Kreasi

Cetakan      :   Pertama, Juli 2020

Tebal           :   240 halaman

ISBN            :   978-623-253-004-1

Harga           :    Rp 60.000,00


Novel remaja yang dinobatkan sebagai Juara II Kompetisi Menulis Indiva ini menuturkan kehidupan Iska, penggemar berat olahraga tenis lapangan. Suatu ketika, saat Iska mengenyam bangku kelas XI SMA, ayahnya—seorang PNS—dimutasi ke sebuah kota kecil di Jawa Timur. Di kota sederhana ini, Iska kesulitan meneruskan kegemaran bermain tenis. Dia tidak tahu di mana lapangan tenis dan siapa yang hendak melatih dan menjadi lawannya? Sampai kemudian, melalui perantaraan Mimi—teman barunya—Iska dapat kembali berlatih mengayun raket (hal. 33-45). Bermula dari lapangan tenis milik keluarga Mimi inilah bertubi misteri, hingga konspirasi yang mengancam nyawa Iska, dimulai: pertemuan dengan Tante Rina, perempuan pemurung dan tertutup yang piawai bermain tenis, namun tampak memusuhi Iska. Anehnya, perempuan penyendiri itu suka menguntit ke manapun Iska pergi (hal. 38-39, 45-48, 54, 80-81, dsb.). Lalu, perjumpaan dengan drh. Norman Jupiter, selebgram plus aktivis penyelamatan satwa yang selalu tampak ramah, terbuka, dan baik hati, tapi ternyata menyimpan kepribadian jungkir balik (hal. 149-150, 183-203, dsb.). Kedua sosok tersebut memiliki keterkaitan kuat dengan masa lalu keluarga Iska yang telah sejak lama berusaha ditutup-tutupi, bahkan dihapus (hal. 208-233). Kedua sosok tersebut juga terlibat dalam kasus teror yang mengancam keluarga Mimi (hal. 100-104).


 

Di samping informasi dan banyak deskripsi pertandingan tenis lapangan yang disajikan secara filmis, novel ini juga mengusung isu-isu seperti miskonsepsi pemahaman keislaman di kalangan aktivis remaja (hal. 63-66, 113-118, dsb.), kesehatan (hal. 122, 182-189), kuliner (hal. 171-183), dan ekologi (hal. 72-74, 98, 132-140, dsb.).

Menarik dikutip, misalnya kekeliruan pemahaman aktivis remaja dalam membangun jembatan penghubung antara dakwah dengan olahraga, “’Hijaber harusnya ngaji, bukan olahraga!’’Iska, perempuan harus bisa menjaga kehormatan. Saat ini kamu memang masih pakai hijab dan baju tertutup. Tapi kalau lagi main, auratmu bisa tersingkap tanpa kamu sadari.’” (hal. 27-28).


 

Patut dikutip juga perihal ekologi, wabil khusus penyelamatan satwa, “Kasus-kasus animal abuse tidak banyak terungkap ke khalayak. Publik masih menganggap kasus-kasus semacam itu kurang penting, sebagaimana yang masnya tadi katakan, ‘Itu ‘kan cuma keong,’ ‘Itu ‘kan cuma hewan.’” (halaman 138).


 

Melalui novel ini, pengarang tidak hanya menyuguhkan hiburan semata, tapi juga muatan pengetahuan, renungan, dan dorongan bagi remaja untuk giat berolahraga serta peduli terhadap lingkungan sekitar.

 

*Thomas Utomo adalah guru SD Negeri 1 Karangbanjar, Purbalingga (sejak 2019), sebelumnya berkarier di SD UMP, Banyumas (2012-2018). 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar