Selasa, 05 Januari 2021

Novel Anak Bermuatan Nilai-Nilai Kemanusiaan

 

Tayang di http://www.takanta.id/2021/01/-novel-anak-bermuatan-nilai-nilai-kemanusiaan.html

 

Judul           :   Tragedi Apel dan Buku Ajaib Jiko

Pengarang  :   Yosep Rustandi

Penerbit      :   Indiva Media Kreasi

Cetakan      :   Pertama, Juli 2020

Tebal           :   160 halaman

ISBN            :   978-623-253-002-7

Harga           :   Rp 40.000,00

 

Nilai-nilai kemanusiaan adalah milik semua orang, tanpa terkecuali, tanpa dibatasi sekat-sekat suku, agama, ras, maupun wilayah geografis. Dan kita sepakat, media paling baik untuk menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan adalah melalui cerita. Sebab, pada dasarnya manusia adalah homo fabulans atau makhluk penyuka cerita, entah berapapun rentang usianya. Interaksi antarorang, lisan atau tulisan, tatap muka langsung atau virtual, selalu mengandung cerita, apapun itu.

Cerita bisa menjadi abadi dan menjangkau spektrum yang lebih luas jika disampaikan dalam bentuk tulisan cetak atau buku. Guna menyebarluaskan nilai kemanusiaan lewat buku, tentu saja dibutuhkan bacaan yang berkualitas, baik secara isi maupun penyajian. Tragedi Apel dan Buku Ajaib Jiko adalah salah satunya.

Novel Juara I Kompetisi Menulis Indiva Tahun 2019 kategori Novel Anak ini menyuguhkan kehidupan tokoh-tokoh yang bulat, lengkap dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebutlah Alin, pemulung cilik yang terpaksa menjambret sekantong apel untuk dihadiahkan kepada emaknya yang tengah tergolek sakit. Lalu Jiko, sahabat kental Alin, yang ke mana-mana selalu membawa buku ajaib. Ada juga Emak, ibunya Jiko, yang walau didera sakit dan kemelaratan parah tetap emoh melanggar harkat kemanusiaan. Kemudian, Yasmin, gadis dari keluarga berada yang mengabdikan diri menjadi relawan di sanggar pendidikan untuk anak dan remaja miskin. Terus, Dini, juara Olimpiade Matematika yang keheranan kenapa Yasmin—sahabatnya—mau bertungkus lumus menyisihkan tenaga, pikiran, dan uang untuk kalangan miskin papa? Tidak ketinggalan gerombolan bandit kecil Atan, Sura, dan Wira.

Persinggungan antartokoh disampaikan pengarang lewat tuturan yang filmis.  Pembaca seolah-olah bisa menyaksikan gambaran visual berupa ketegangan, kelucuan, dan keharuan dari jalinan peristiwa. Tak heran, sebab seperti pengakuan pengarangnya, bakal novel ini adalah skenario film.


 

Pada bagian-bagian tertentu, pengarang secara gamblang menyampaikan nilai-nilai kehidupan lewat mulut para tokoh cerita, misalnya melalui lisan Yasmin, “Teh Winda bisa mendapatkan apa saja di buku. Pengetahuan dunia, kebijaksanaan, ada semua. Fisiknya hanya sebesar ini, tapi spiritnya menjangkau sudut-sudut bumi ini. Malah sampai ke planet lain, ke galaksi lain.” (halaman 101).

Lisan Emak, “Emak bahagia. Emak bangga Alin bekerja keras untuk membeli beras … Tapi Emak sedih kalau Alin berbohong. Kita ini miskin, kita ini bodoh, tapi tidak mencuri. Derajat kita menjadi menjadi tinggi, karena kita tidak mencuri, Lin.” (halaman 145).

Tragedi Apel dan Buku Ajaib Jiko dapat membuat pembaca merasakan lika-liku kepahitan hidup kaum marjinal. Sungguh, novel ini adalah alternatif bacaan yang baik untuk dihadiahkan kepada pembaca usia muda guna mengasah dan mengasuh nilai-nilai kemanusiaan.

 

*Thomas Utomo adalah guru SD Negeri 1 Karangbanjar, Purbalingga (sejak 2019), sebelumnya berkarier di SD UMP, Banyumas (2012-2018). Dapat dihubungi lewat nomor 085802460851 dan surel utomothomas@gmail.com.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar