Dimuat di majalah Derap Guru Jawa Tengah edisi Agustus
2020
Judul : Meringkus Dua
Monster Hutan
Pengarang : Hamdani
M.W.
Penerbit : Indiva
Media Kreasi
Cetakan : Pertama,
Januari 2020
Tebal : 120 halaman
ISBN : 978-602-495-253-2
Setiap anak lahir dengan
kecenderungan baik. Tugas orang tua dan guru adalah memaksimalkannya lewat
serangkaian kegiatan edukatif. Salah satu kegiatan edukatif berkualitas unggul
adalah ekstrakurikuler Pramuka. Melalui ekstrakurikuler ini, anak ditempa dan
diasah mental serta moralnya agar dapat berkembang maksimal, menjadi pribadi
tangguh lahir-batin, mampu bekerja sama, dan berkontribusi positif bagi
kemanusiaan.
Semangat penempaan dan
pengasahan mental-moral inilah yang mengemuka kuat dalam novel Meringkus Dua Monster Hutan (MDMH).
Tokoh utama MDMH adalah tiga
sahabat, yakni Budi, Dios, dan Voni. Bersama teman-teman sebaya dan para
pelatih Pramuka, ketiga anak kelas lima SD Bina Patria ini berkemah di Hutan
Wanagama. Pengalaman menantang mereka dapatkan saat tanpa sengaja menjumpai
para pelaku pembalakan liar di tengah hutan.
Lewat tuturan cerita, pengarang MDMH berupaya menuntun pembaca anak-anak untuk menghayati nilai-nilai kebaikan berupa kemandirian (halaman 29-30), inisiatif (halaman 26, 47), pengendalian diri dari amarah (halaman 14-15, 19-21), melek literasi (halaman 42, 57, 60-62), gemar bekerja sama (37-41, 53-63, 75-76, 80-82, 84-88, 92-93), pandai memanfaatkan peluang secara positif (halaman 79-80, 91-93), semangat pantang menyerah meski dibelit keterbatasan (halaman 64-65, 95-97), penolong (halaman 81-82, 92-93), dan pemaaf (halaman 108-111).
Kendati mengandung nilai-nilai kebaikan, MDMH tidak luput dari dalil: tiada ada gading yang tak retak. Keretakan atau kekurangan yang dimaksud adalah; pertama, rumah Budi, Dios, dan Voni terletak tidak jauh dari sekolah. Tapi kenapa sepulang latihan Pramuka, mereka menempuh perjalanan sekolah-rumah selama lebih dari satu jam, padahal tidak mampir ke mana-mana? (halaman 17). Kedua, sikap Imam, remaja tanggung tetangga Budi, terbilang janggal. Dia rela menempuh perjalanan panjang, dari rumah menuju Hutan Wanagama, hanya untuk mengerjai Budi (halaman 60-62, 108-110).
Namun, kekurangan yang ada, hanya buih. Tenggelam dalam kelebihan-kelebihan MDMH. (Thomas Utomo, guru SD Negeri 1 Karangbanjar, Purbalingga)