Rabu, 29 Juli 2020

Kumcer Anak Bermuatan Budaya Lokal


Dimuat di majalah Derap Guru Jawa Tengah edisi Agustus 2020


Judul              :    Sang Desainer Batik

Pengarang    :    Penulis Cilik Purbalingga

Penerbit         :    SIP Publishing

Cetakan         :    Pertama, November 2019

Tebal              :    viii + 170 halaman

ISBN              :    978-623-7436-62-1

 

Sang Desainer Batik merupakan antologi cerpen karya siswa SD-SMP se-Kabupaten Purbalingga. Benang merah cerpen-cerpen dalam buku ini adalah kandungan budaya lokal Nusantara. Misalnya, Sang Desainer Batik—yang didaulat menjadi judul sampul buku. Selain mengetengahkan perjuangan seorang gadis belia untuk menjadi desainer, cerpen ini menyisipkan perihal macam-macam motif batik seperti  lasem, magetan, kawung, dan pring sedapur dikaitkan perkembangan zaman terkini (hal. 1-18).

Dalam halaman 13-14 dikisahkan, “Pengunjung menyukai pakaian yang dibuat Nafisah. Tidak sedikit yang memuji. Tetapi, ada pula yang merasa tidak puas. Mereka menyarankan, agar dalam satu pakaian terdiri dari berbagai macam motif batik. Jika dalam satu pakaian hanya terdiri dari satu motif batik, hal itu sudah sangat biasa. Tidak ada keistimewaannya.”

Cerpen Kuda-Kuda Kemenanganku mengusung Pencak Silat, seni bela diri asli Nusantara (hal. 19-25). Lalu cerpen Tarian Kuda Lumping yang mengangkat kesenian Kuda Lumping (hal. 26-31), Si Lesung Pipit yang menghadirkan permainan gaprok, dolanan bocah asli Purbalingga yang telah banyak ditinggalkan kids jaman now (hal. 39-40), dan Impianku akan Negeri yang menuturkan lagu-lagu dan aneka masakan khas daerah seperti lagu Bungong Jeumpa dan O Ina Ni Keke serta masakan gulai ikan patin, ayam taliwang, rujak cingur, ayam betutu, juga otak-otak khas Riau (hal. 157-160).

Dalam fragmen cerpen Impianku akan Negeri, disebutkan, “Atas bimbingan Bu Mutia dan Pak Amir, aku serta anak-anak Desa Teladan semakin mencintai budaya bangsa sendiri. Akan tetapi, Bu Mutia dan Pak Amir berpesan, kita harus mempelajari budaya bangsa lain juga. Sebab, dengan mempelajari budaya lain, kita akan semakin menghargai perbedaan.” (hal. 158).

Cerpen-cerpen dalam buku ini, tidak hanya menghibur, tapi juga menyuguhkan ilmu serta kesadaran bagi pembaca muda untuk bangga dan makin cinta kepada budaya Tanah Air. (Thomas Utomo, guru SD Negeri 1 Karangbanjar, Purbalingga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar