Bagaimana dua orang yang dalam banyak
hal sangat berbeda bisa hidup bersama dan saling berbagi kehadiran?
Yang kiri introvert, yang kanan ekstrovert.
Yang kiri (kelihatannya) pendiam dan 'datar', yang kanan grapyak dan 'heboh'.
Yang kiri suka kesasar kalau nemu jalan baru, yang kanan punya naluri sopir truk 😁; jadi kalau kesasar, dengan modal intuisi, bisa nemu jalan keluar ... dsb ... dst.
Kok kekurangannya ☝ kayak lebih banyak di saya, ya? Emang 😂
Sampai tahun ini, masih ada aja teman kuliah kami yang nanya heran, "Kok bisa sih Totok nikah sama Meli?" 😁
Kadang-kadang, Meli jadi sensi kalau dapat pertanyaan beginian.
"Memang kenapa?" tanyanya, balik.
Mungkin aneh, ya. Jaman kuliah, kami nggak pernah sekelas, nggak pernah jalan bareng. Masing-masing punya kegiatan di luar jam kampus yang sama sekali berbeda, nggak beririsan. Kelihatannya nggak kenal satu sama lain, eh tiba-tiba kok kirim undangan walimahan?
Mungkin, kalau dalam cerita, inilah yang dinamakan plot twist. 😁 Alur cerita yang dipelintir sedemikian rupa agar memberi efek kejut di akhir. (Padahal siapalah kami ini?).
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas ☝ adalah mungkin. Sangat mungkin. Dunia ini terdiri dari berbagai kemungkinan yang menjelma realitas atas kehendak Yang Mahakuasa. Dan realitas yang mengejawantah itu terus-menerus dipelihara sekuat tenaga.
Akhir namun bukan yang terakhir, terima kasih pada Bue Gonang yang sudah jadi sahabat terbaik, kritikus terpedas, lawan debat yang gigih, ... dst.
Semoga kita bisa terus bersama sampai bilangan tak terhingga di surga, kelak. Aamiin.
Yang kiri introvert, yang kanan ekstrovert.
Yang kiri (kelihatannya) pendiam dan 'datar', yang kanan grapyak dan 'heboh'.
Yang kiri suka kesasar kalau nemu jalan baru, yang kanan punya naluri sopir truk 😁; jadi kalau kesasar, dengan modal intuisi, bisa nemu jalan keluar ... dsb ... dst.
Kok kekurangannya ☝ kayak lebih banyak di saya, ya? Emang 😂
Sampai tahun ini, masih ada aja teman kuliah kami yang nanya heran, "Kok bisa sih Totok nikah sama Meli?" 😁
Kadang-kadang, Meli jadi sensi kalau dapat pertanyaan beginian.
"Memang kenapa?" tanyanya, balik.
Mungkin aneh, ya. Jaman kuliah, kami nggak pernah sekelas, nggak pernah jalan bareng. Masing-masing punya kegiatan di luar jam kampus yang sama sekali berbeda, nggak beririsan. Kelihatannya nggak kenal satu sama lain, eh tiba-tiba kok kirim undangan walimahan?
Mungkin, kalau dalam cerita, inilah yang dinamakan plot twist. 😁 Alur cerita yang dipelintir sedemikian rupa agar memberi efek kejut di akhir. (Padahal siapalah kami ini?).
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas ☝ adalah mungkin. Sangat mungkin. Dunia ini terdiri dari berbagai kemungkinan yang menjelma realitas atas kehendak Yang Mahakuasa. Dan realitas yang mengejawantah itu terus-menerus dipelihara sekuat tenaga.
Akhir namun bukan yang terakhir, terima kasih pada Bue Gonang yang sudah jadi sahabat terbaik, kritikus terpedas, lawan debat yang gigih, ... dst.
Semoga kita bisa terus bersama sampai bilangan tak terhingga di surga, kelak. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar