Jumat, 24 Januari 2020

Tempat Kerja Baru!



Kali pertama datang ke SDN 1 Karangbanjar, dari rumah, saya sudah menyiapkan kata-kata perkenalan, juga membawa berkas yang perlu diserahkan kepada kepala sekolah sebagai bukti kalau saya memang ditugaskan di situ.
Saya datang sekira jam 7.15. Mula-mula, bertemu dua guru laki-laki yang kemudian mengantarkan saya ke ruang kepala sekolah. Kami saling memperkenalkan diri dan bertukar kata-kata. Tidak lama, guru-guru lain masuk dan ikut berbincang-bincang ringan. Waktu itu, ada lima orang yang mengerubungi saya.
Sebelumnya, saat baru datang, saya diberi tahu kalau kepala sekolah datang terlambat, karena takziah dulu. Lalu, satu persatu guru pergi, kembali ke kelas masing-masing. Oleh seorang guru yang sedang tidak mengajar, saya diajak ke kantor guru.
"Daripada nunggu di sini sendirian," katanya.
Saya menurut. Saat masuk ruang guru, entah kenapa, saya merasa familier dengan tempat itu. Selanjutnya, saya diajak ngobrol. Obrolan terjalin wajar, tanpa rasa kikuk maupun canggung, seolah-olah kami sudah berkenalan lama.
Sampai dua jam lebih saya menunggu kepala sekolah. Lewat jam 9.30, saya pamit, hendak mengikuti saran beberapa guru untuk datang ke sekolah bagian barat (SDN 1 Karangbanjar memang memiliki dua lokasi yang cukup berjauhan).
Sepeda motor saya hampir keluar gerbang sekolah ketika seorang teman guru memanggil-manggil.
"Pak! Pak! Itu kepala sekolah datang!"
Saya kembali ke tempat semula, mendekati kepala sekolah sambil tersenyum. Kepala sekolah balas senyum sekilas, lalu asyik ngobrol dengan anak-anak yang mengerumuninya.
Ketika beliau masuk kantor, saya membuntuti. Beliau langsung bicara kepada teman-teman guru, soal tetangganya yang baru saja meninggal.
Saya duduk di tempat yang diarahkan sambil menunggu. Sekilas, kepala sekolah melirik saya, lalu kembali bicara. Usai membereskan tas, beliau kembali melirik saya.
"Silakan," ujarnya.
"Iya," sahut saya, bersiap akan bicara. Tapi tidak jadi karena kepala sekolah kembali ngobrol.
Beberapa jenak kemudian, kepala sekolah melirik saya lagi.
"Silakan. Dari mana?"
"Dari Bancar," jawab saya, "Begini, ..."
Kepala sekolah memandang tas dan pakaian saya. Saya sendiri bersiap mengeluarkan berkas dari dalam tas.
Tapi, kepala sekolah kembali ngobrol. Saya menunggu lagi. Tiba-tiba, beliau melirik kembali.
"Silakan. Bawa apa? Itu guru-guru banyak."
Alis saya mengerut. Maksudnya?
"Ini 'kan Pak Totok, Bu," komentar seorang guru.
"O ya, tidak apa-apa. Silakan. Bawa apa?" kata kepala sekolah lagi dengan sambil lalu.
"Eeeh, ini guru baru itu, lho, Bu," imbuh guru tadi.
Kepala sekolah menoleh. Memandang saya betul-betul.
"Ooo, Panjenengan guru baru yang ditugaskan di sini, toh?! Habis! Melihat dandanan Panjenengan, saya kira Panjenengan sales."
Mendadak, ruangan dipenuhi suara orang ketawa.

*Semua dialog diterjemahkan dari bahasa Jawa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar